Imam An-Nawawi - mengatakan ilmu hadis merupakan ilmu yang sangat mulia, sesuai dengan adab dan akhlak mulia. Ia termasuk ilmu akhirat, bukan ilmu dunia.
"Siapa yang diharamkan mendapatkan ilmu tersebut, berarti dia diharamkan meraih kebaikan yang banyak dan siapa yang diberi karunia memperolehnya, berarti dia mendapatkan keutamaan yang melimpah,” ujar Imam An-Nawawi dalam "Irsyad Thullab al Haqa’iq".
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dalam bukunya berjudul "Syarah 10 Landasan Agama dari Kalimat Nubuwwah" mengutip pernyataan Imam Nawawi tersebut seraya menambahkan bahwa sesungguhnya hadis merupakan ilmu yang sangat agung dan mulia.
Selanjutnya, salah seorang murid Imam An-Nawawi yaitu, Al-Hafizh Ibnul Aththar mengatakan sesungguhnya menyibukkan diri dengan hadis sangat disukai oleh para pria sejati dan pemberani, dibenci oleh para penakut dan banci. "Ahli hadis selalu menang dan meraih pahala dan para musuhnya selalu kalah dan hina,” ujarnya.
Nabi Muhammad SAW pernah mendoakan kebaikan untuk mereka yang menyibukkan diri mempelajari hadis sebagai berikut. “Semoga Allah mencerahkan wajah seorang yang mendengar sebuah hadis dariku lalu dia menyampaikannya sebagaimana yang dia dengar.”
Para sahabat Nabi pun bangkit bersemangat mencari hadis dengan harapan meraih doa Nabi Muhammad tersebut serta berusaha menebarkan hadis seluas-luasnya.
Imam Sufyan ats-Tsauri berkata: “Tidaklah seorang ahli hadis pun kecuali di wajahnya terdapat kecerahan wajah sebagaimana doa Nabi Muhammad SAW.” Imam Syafi'i bahkan berkata: “Bila saya melihat ahli hadis, seakan-akan saya melihat sahabat Nabi SAW.”
Sesungguhnya di antara keutamaan yang Allah berikan kepada Nabi kita Muhammad SAW adalah Jawami‘ul Kalim, yakni Ungkapan-ungkapan yang singkat tetapi sarat dan padat maknanya dan kandungan faedah di dalamnya.