Berikut adalah penjelasan mengenai pelaksanaan wudhu yang benar, apakah cukup satu kali atau tiga kali.
Seperti yang kita ketahui, wudhu itu hal yang harus dilakukan oleh umat Muslim sebelum melaksanakannya ibadah Sholat.
Teman saya bertanya kepada saya, mengenai batas maksimal berapa kali melakukan sebuah gerakan dalam berwudhu.
Baik akan saya jelaskan sesuai dengan pemahaman yang saya mengenai Wudhu yang benar.
Bahwa hitungan dalam pelaksana'an wudhu ada 3 versi.
Ada yang hanya membasuhnya 1 kali, ada yang membasuh 2 kali, ada juga yang membasuh 3 kali.
Sementara, yang dicontohkan oleh sahabat Nabi Utsman bin Affan RA yakni membasuh sebanyak 3 kali.
Ada yang melihat Nabi berwudhunya dengan hitungan se-kali, ada sahabat yang melihat Nabi berwudhu dengan hitungan dua kali ada juga yang melihat dengan hitungan 3 kali.
Semuanya dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ditiru oleh sahabat yang melihatnya, sesuai dengan kondisi saat itu.
Wudhu dan niatnya harus benar-benar sempurna, agar sholat kita bisa diterima dan sah,
Karena, wudhu yang tidak sempurna kata Para Ulama dan Ustad, menyebabkan Ibadah sholat kita tidak sahh dan tidak diterimanya.
Sebelum melaksanakan ibadah Sholat, tentu setiap Muslim wajib bersuci serta menyempurnakan wudhunya.
Secara fiqih, wudhu artinya bersuci, atau mensucikan.
Dikutip Dari HR. Bukhari Muslim : 136 Tentang Sinar Bekas Wudhu, berikut tuntunan wudhu dan niat wudhu yang benar.
Sebagaimana firman Allah lewat Surat Al-Ma’idah Ayat 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 6 tersebut dijelaskan wudhu berfungsi sebagai thahharah, yang bermakna membersihkan luar dan dalam, rumusnya di hadist Muslim, ketika seseorang berwudhu maka bersamaan dengan jatuhnya air wudhu itu maka jatuh pula kotoran dan dosanya.
Sehingga tidak hanya kotoran fisik yang jatuh saja, dosa dan kesalahan'pun ikut hilang. Maksudnya adalah ketika seseorang muslim membasuh tangan'nya seraya meminta ampun atas kesalahan yang telah dilakukan oleh tangannya tersebut.
Bisa jadi sebelum'nya tangannya melakukan hal-hal yang tidak pantas, kemudian bertaubat yang mana setelah wudhu orang itu membaca doa taubat tersebut.
Doa taubat tersebut disebutkan dalam doa setelah wudhu, hal ini bermakna saat bertaubat mengetahui ada yang salah di tangannya, menyesali dan berjanji tidak mengulangi.
Secara bahasa, wudhu itu berasal dari kata wadho'ah, yang artinya cahaya yang terang, sinar yang terang, atau aura positif yang terlihat.
Jadi orang yang dalam keadaan wudhu itu, seakan-akan ada cahaya terpancar dari dirinya, dari sikapnya, seperti cahaya Matahari
Untuk menunaikan sholat, setiap Muslim wajib mengambil air wudhu dulu, sebagai syarat utamanya.
Jika tidak dalam keada'an wudhu, Ibadah Sholat tersebut itu pastinya tidak akan sah, dan tidak akan diterima.
Sedangkan menurut syarat, wudhu itu membersihkan anggota badan dan menghilangkan hadas kecil.
Berikut urutan perkara yang wajib diperbaiki sebelum melaksanakan ibadah sholat;
Cara wudhu versi yang telah di contohkan oleh Sahabat Nabi Muhammad SAW Utsman bin Affan.
Dimana, Utsman bin Affan mengambil pelajaran wudhu dari yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
bahwa hal yang perlu diperhatikan saat berwudhu yakni dalam menggunakan air untuk berwudhu.
Sebab, dalam ajaran agama islam sangat memperhatikan detail terhadap sesuatu apalagi yang bermanfaat.
Maka sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan air wudhu secara berlebihan agar tidak terbuang sia-sia atau mubazir.
Sebelum memulai berwudhu, terlebih dahulu basuh tangan dengan air hingga ke sela-sela jari tangan.
setiap gerakan dalam berwudhu, selalu didahulukan bagian tubuh sebelah kanan.
Memulai wudhu, pada gerakan pertama yakni berkumur, air ditampung pada kedua telapak tangan.
Kemudian dimasukkan ke dalam mulut lalu berkumur-kumur setelahnya di buang.
Namun, pada kumur yang kedua dan ketiga, sebagian air dimasukkan ke mulut untuk kumur, sementara sisanya langsung dihisap ke dalam hidung.
Sebagian air yang dihisap ke dalam hidung tersebut istilahnya yakni ishtinsak.
Sehingga, pada saat membasuh mulut langsung berbarengan dengan membasuh hidung.
Lalu, membasuh pada muka, sebagaimana yang di contohkan tampung air ke kedua telapak tangan yang disatukannya, kemudian tumpahkan air tersebut ke permuka'an wajah.
Lalu usap muka dengan tangan, kemudian kedua telunjuknya mengusap bagian luar di sekeliling mata.
Sementara untuk kedua ibu jari mengusap ke bagian belakang telinga. Ke semuanya yang dilakukan secara bersamaan.
Kemudian mengusap ke-bagian dagunya, terutama bagi orang yang memiliki jenggot tebal agar air meresap ke sela-sela jenggot menyentuh kulit di sekitar dagu terebut.
Selanjutnya, bagian tangannya, ambil air sebagaimana yang telah di contohkan sebelumnya, tumpahkan atau alirkan hingga ke siku-sikunya.
Sambil mengalirkan air tersebut ke bagian siku, dibarengi dengan mengusap menggunakan tangan yang satunya dengan tujuan untuk meratakan air ke seluruh bagian tangan.
Berbeda ya dengan gerakan sebelum'nya, untuk membasuh kepala, air yang sudah di tampung di tangan terlebih dahulu lalu di percik-percikan ke lantai.
Barulah, mengusapkan kedua tangan tadi ke atas kepala secara merata dari depan ke bagian belakang.
Kedua tangan tersebut bisa kembali mengusap hingga ke bagian depan kepala, ataupun cukup dilakukan sekali ke bagian belakang kepalanya saja.
Selanjutnya mengusap telinga, dilakukan dengan cara bagian telunjuk membersihkan bagian dalam telinga dan ibu jari membersihkan bagian belakang telinga.
Keduanya dilakukan secara bersamaan dan memutar.
Hal yang sama dilakukan saat mengusap bagian kaki, air ditumpahkan ke kaki kemudian diusap menggunakan tangan ke bagian sela-sela jari kaki.
Setelahnya usap ke bagian belakang dan telapak kaki. Dilakukan pada kaki kanan maupun kiri.
Setelah berwudhu, biasakan hadapkan tubuh kita ke arah kiblat untuk berdoa setelah wudhu.
Doanya yakni :
اَشْهَدُ اَنْ لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya: “Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”