Semua agama di muka bumi ini pastilah memiliki ibadah wajib masing-masing. Begitu pula dengan agama Islam dengan kewajiban melaksanakan shalat bagi para hamba-Nya.
Ibadah shalat baik itu shalat fardhu maupun shalat sunnah, pasti memiliki gerakan dan bacaan yang sama, hanya pada niatnya saja yang biasanya berbeda. Semua ibadah shalat baik itu shalat fardhu maupun shalat sunnah itu semata-mata diperuntukkan hanya mencari ridho dari Allah SWT.
Apa Itu Bacaan Tahiyat?
TASYAHHUD KE: 1
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Attahiyyaatu lillaahi was sholawaatu wat toyyibaatu, assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shoolihiin, asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu
Segala penghormatan milik Allah, segala sholawat dan segala yang baik-baik. Salam untukmu wahai Nabi, disertai rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam untuk kami dan untuk hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allan dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. – HR. Bukhori No: 831
TASYAHHUD KE: 2
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ، الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Attahiyyaatul mubarokaatus sholawaatut toyyibaatu lillaahi, assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warohmatulloohi wabarokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadilllaahis soolihiin, asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna muhammadan rosuulullooh
Segala penghormatan, segala yang diberkahi, segala sholawat dan segala yang baik-baik adalah milik Allah. Salam untukmu wahai Nabi, disertai rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam untuk kami dan untuk hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allan dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. – HR. Muslim No: 403
TASYAHHUD KE: 3
التَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Attahiyyaatut toyyibaatus sholawaatu lillaah, assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatuloohi wabarokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shoolihiin, asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
Segala penghormatan, segala yang baik dan segala sholawat, adalah milik Allah. Salam untukmu wahai Nabi, disertai rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam untuk kami dan untuk hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allan dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. – HR. Muslim No: 404
TASYAHHUD KE: 4
التَّحِيَّاتُ للهِ، الزَّاكِيَاتُ للهِ، الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ للهِ؛ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ
Attahiyyaatu lillaahiz zaakiyaatu lillaah, ath-thoyyibaatus sholawaatu lillaah, assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatuloohi wabarokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shoolihiin, asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna muhammadan ‘abdulloohi wa rosuuluh
Segala penghormatan milik Allah, segala yang suci milik Allah, segala yang baik-baik segala sholawat milik Allah. Salam untukmu wahai Nabi, disertai rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam untuk kami dan untuk hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allan dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan rosul-Nya. – HR. Malik No: 300
TASYAHHUD KE: 5
التَّحِيِّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ الزَّاكِيَاتُ للهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ. وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ
Attahiyyaatut toyyiibaatus sholawaatuz zaakiyaatu lillaah, asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lah wa anna muhammadan ‘abdulloohi wa rosuuluh, assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatuloohi wabarokaatuh, assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shoolihiin
Segala penghormatan, segala yang baik-baik, segala sholawat dan segala yang suci, milik Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, semata tidak ada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad itu hamba Allah dan rosul-Nya. Salam untukmu wahai Nabi, disertai rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam untuk kami dan untuk hamba-hamba Allah yang saleh. – HR. Malik No: 302
CATATAN:
Rujukan utama makalah ini adalah buku SIFAT SHOLAT NABI s.a.w., karya Muhammad Nashiruddin Albani.
Kemudian dilanjutkan dengan Sholawat
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
Lalu ditambah dengan doa meminta perlindungan dari empat perkara.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: (1) siksa neraka jahannam, (2) siksa kubur, (3) penyimpangan ketika hidup dan mati, (4) kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim no. 588).
Do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan dalam riwayat lain,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarril masihid dajjal [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim no. 588)
Setelah itu berdoa dengan doa apa saja yang diinginkan. Dalam hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ثُمَّ يَدْعُو لِنَفْسِهِ بِمَا بَدَا لَهُ
“Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud, maka mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara yaitu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan Al Masih Ad Dajjal, kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan.” (HR. An Nasai no. 1310. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dengan catatan, hendaklah dengan bahasa Arab atau yang lebih baik adalah dengan doa yang berasal dari Al Quran dan hadits. Doa yang berasal dari Al Quran dan hadits begitu banyak yang bisa diamalkan.
Alasan berdoanya dengan bahasa Arab dikatakan oleh salah seorang ulama Syafi’iyah, Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini rahimahullah,
فَإِنَّ الْخِلَافَ الْمَذْكُورَ مَحَلُّهُ فِي الْمَأْثُورِ .أَمَّا غَيْرُ الْمَأْثُورِ بِأَنْ اخْتَرَعَ دُعَاءً أَوْ ذِكْرًا بِالْعَجَمِيَّةِ فِي الصَّلَاةِ فَلَا يَجُوزُ كَمَا نَقَلَهُ الرَّافِعِيُّ عَنْ الْإِمَامِ تَصْرِيحًا فِي الْأُولَى ، وَاقْتَصَرَ عَلَيْهَا فِي الرَّوْضَةِ وَإِشْعَارًا فِي الثَّانِيَةِ ، وَتَبْطُلُ بِهِ صَلَاتُهُ .
“Perbedaan pendapat yang terjadi adalah pada doa ma’tsur. Adapun doa yang tidak ma’tsur (tidak berasal dalil dari Al Quran dan As Sunnah), maka tidak boleh doa atau dzikir tersebut dibuat-buat dengan selain bahasa Arab lalu dibaca di dalam shalat. Seperti itu tidak dibolehkan sebagaimana dinukilkan oleh Ar Rofi’i dari Imam Syafi’i sebagai penegasan dari yang pertama. Sedangkan dalam kitab Ar Roudhoh diringkas untuk yang kedua. Juga membaca doa seperti itu dengan selain bahasa Arab mengakibatkan shalatnya batal.” (Mughnil Muhtaj, 1: 273).
Semoga bermanfaat. Insya Allah masih berlanjut pada permasalahan Sifat Shalat Nabi selanjutnya. Moga Allah mudahkan.